12 Januari 2009

Bulan Luka

: massakerah

inikah rasaku
terjerembab dalam desir pilu
aku tlah kehilangan kata-kata, kalimat-kalimat juga paragraf yang kian beku di tanganku
aku juga tlah kehilangan pucuk penaku

apa yang kaukata bila mulut enggan bicara?
pena tak mampu lagi tergerak
hati mampat tersumbat kemesuman dendam

inikah rasaku, ayah?
terbalut dalam darah yang mengalir
di mataku
di selaput hatiku

siapa yang hendak kutikam
tuk gulirkan dendam?

siapa yang hendak kuhunus
tuk sirami jiwa yang hangus?

masihkah bulan bersinar terang
seperti dulu
seperti sejarah yang tlah lalu

ataukah bulanku tlah terluka?
hingga aku bosan dan bosan tuk sembuhkan
hingga tafakurku tak lagi buahkan fikir

3 komentar:

budi maryono mengatakan...

Sebelum mampir ke sini, aku baru saja menulis "puisi" Luka Bulan. Weleh3....

wiwien wintarto mengatakan...

do terluka kabeh. piye ki? ayo cari duren biar pada sembuh luka2nya...

revalina ranting mengatakan...

bulanluka: kok bisa sama gini ya idenya? sehati kali ya? hehehe....

mas win: meh neng batang po? ntar tak suguh duren (duda keren) hehe..