23 Oktober 2008

sebait malam buatmu


selembut apakah selendang malam?
seperti belaianmukah?
atau hanya air mata yang menetes di sudut mata saat aku kehilangan kata-kata?
atau seperti pertanyaan bintang yang tersapa langit...
yang tak terjawab oleh hembuasan senyap embun

kalau begitu...
susupkan saja kepalaku di ketiakmu
biar kucium odormu yang khas....

atau kau selimutkan tanganmu di dadaku
biar kau tahu degub jantungku
mengembara ke langit waktu


mari kita tertawa bersama
biarkan burung-burung itu mengepak di seberang kita
di batas trenyuh jiwa....

3 komentar:

budi maryono mengatakan...

Jadi ingat puisi-puisiku saat manten anyer dulu. Weh!

wiwien wintarto mengatakan...

iya. aku juga jadi inget puisi-puisiku saat... oh, rung tau gawe puisi ding...!

revalina ranting mengatakan...

father : ini kan juga dapat inspirasi dari mentenane bapak dulu. hehe

mas win : lha puisi sing kae ndi?