23 Januari 2008

My Miserable

Tangis untuk Papa dan Mama

Manusia memiliki ruang keterbatasan berupa norma kehidupan yang membuat mereka terkungkung dalam gerak dan napasnya. Hingga mereka memilih mencari ladang luas tuk mencari udara kebebasan yang akan mereka hirup sepanjang masa. Membuat mereka seolah menjadi manusia lengkap. Manusia yang independen tanpa belenggu kekuasaan yang menjajah. Namun mereka lupa kalau keterikatan mereka adalah bentuk pengabdian. Di mana mereka tak dibiarkan berpikir tuk merongrong kekuasaan dengan jalan memotong semua pemikiran liberal.
Mungkin sama seperti Mama dan Papa yang tak mau terikat dan menjadi budak keluarga. Mereka lebih memilih berjalan sendiri-sendiri tanpa mau tahu kehidupan masing-masing. Padahal keluarga adalah komunitas kecil yang saling terikat. Tanggung jawab sebagai pilar penyangga, kesetiaan menjadi pondasi utama, kasih sayang menjadi dinding yang menyelimutinya dengan kehangatan dan kehormatan menjadi atap yang melindunginya dari terik dan hujan.
Tapi mengapa Mama dan Papa tak pernah mengeja huruf vokal? Yang mereka temukan malah huruf konsonan sebagai rumah bagi hidupnya. Dan aku seperti setumpuk kardus bekas di pojok rumah yang menampung barang-barang tak berguna.

Vie’s

Tidak ada komentar: